Halaman

Minggu, 21 April 2013

LAZIO - Elang Sedang Tertidur

   Tak terkalahkan dalam 16 pertandingan berturut- turut di paruh pertama, performa Lazio mendekati akhir musim menurun. Dalam laga terakhirnya Minggu (22/4/2013) melawan Udinese, Lazio harus kembali menelan kekalahan dengan skor 1-0, ini adalah kekalahan yang ke 8 dari di mulainya paruh musim kedua. Seperti yang saya kutip dari http://www.calciomercato.it/news/209698/.html, jika dihitung poin dari akhir mercato, Lazio sekarang harus bertarung di zona degradasi". Seandainya paruh musim kedua adalah paruh musim pertama, maka lazio adalah tim besar yang sedang tertatih-tatih di zona degradasi.
    Salah siapa?. Jelas dalam posisi seperti ini yang bertanggung jawab penuh adalah seorang pelatih, Vladimir Petkovic. Petkovic seorang cerdas yag menguasai beberapa bahasa yang dipuja pada paruh musim pertama, sekarang menjadi pesakitan yang di cerca dan di hina, tidak adil rasanya mengingat beliau adalah seorang "awam" dan bukan siapa-siapa di Liga Italia. Pada tahun pertamanya sebagai seorang "awam" di Liga Italia, jelas Petkovic adalah salah satu fenomena tersendiri di Liga Italia. Petkovic berhasil membawa Lazio ke final copa Italia  secara dramatis setelah mengalahkan Juventus dan hampir membawa Lazio Ke semi final Liga Europa seandainya tidak ada pertandingan "merugikan" di Turki. Mengingat seorang Ferguson juga tidak dapat serta merta memberi MU-nya piala di tahun pertamanya melatih, maka Petkovic bisa lebih baik karena mempunyai peluang untuk membawa piala di tahun pertamanya melatih Lazio. Petkovic yang direncanakan akan dijadikan Fergusonnya Italia oleh Claudio Lotitto menjadi kabar menggembirakan tersendiri bagi para pendukung Lazio. Petkovic dapat lebih baik dari Ferguson jika hal tersebut benar adanya dan bukan lagi janji manis belaka dari sang presiden.
   Lalu apakah yang menjadi kendala sehingga pada akhir-akhir musim Lazio begitu terpuruk. Disebutkan beberapa pengamat, bahwa yang membuat Lazio terpuruk adalah kebijakan transfer yang buruk pada mercato Januari. Manajemen yang tidak dapat menghadirkan pemain-pemain baru yang dapat mengisi kekurangan Lazio, di tambah dengan cederanya beberapa pilar termasuk mesin gol sekaligus "keberuntungan" bagi Lazio, Miroslav Klose, membuat permainan Lazio semakin menurun. Tercatat Lazio hanya mampu menang 2 kali selama paruh musim kedua, Ini jelas bukan habitat asli dari tim seperti Lazio. "Kepercayaan diri yang hilang dari pemain-pemain Lazio setelah tersingkir dari Europa League membuat Lazio semakin terpuruk, tapi  kami akan segera bangkit pada pertandingan sisa", ujar kapten Lazio Mauri. Ya, sang elang yang begitu trengginas mencekam lawan-lawannya di paruh musim pertama, seakan tertidur di paruh musim kedua. Pernyataan Mauri dapat menjadi pelipur bagi para Laziale untuk tetap optimis bahwa sang elang akan kembali bangun dan siap mencekam lawan-lawannya dan terbang tinggi, walaupun sedikit terlambat.
   Tidak ada yang salah dalam keterpurukan Lazio saat ini. manajemen, pelatih, pemain telah berusaha semaksimal mungkin. Yang ada sekarang hanyalah elang yang tertidur, percayalah Elang sedang tertidur akan bangkit mencekam lawan dan kembali terbang, walaupun sedikit terlambat. Non mollare mai.

sumber inspirasi: 


sumber gambar:
metzz-metfits.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar